Mengenal Fotografi

Minggu, April 27, 2008

(0) Comments

Mengenal Fotografi

Teknik tinggi disertai kemampuan ilmu yang mumpuni akan menjadikan seorang fotgrafer menjadi sakti dalam dunia

fotografi, dengan didukung peralatan yang memadai tentunya.

Tetapi itu semua bukanlah segalanya. Seorang fotografer masih harus terus banyak belajar dalam mengasah berbagai

ilmu yang dimilikinya. Dengan mengasah kemampuannya akan membentuk seorang fotografer yang mempunyai sikap

mental yang handal.

Dengan adanya fotografi digital, masih perlukah kita belajar foto?

Perkembangan fotografi dari hari ke hari semakin pesat saja. Dengan adanya digital foto semakin menonjolkan dunia

fotografi ke permukaan, bahkan sudah bisa dijadikan sebagai profesi yang menjanjikan dan semakin banyak

peminatnya.

Apakah dengan seperangkat kamera digital sudah cukup? Belum, walaupun kamera digital memberikan banyak

kemudahan bagi kalangan pemula tetapi itu tidaklah cukup. Hanya dengan seperangkat kamera digital kita sudah dapat

menghasilkan gambar, jepret liat hasil di lcd, bagus disimpan jelek dihapus lalu motret lagi. Pada dasarnya fotografi

tidaklah demikian. Fotografi adalah bagaikan seorang maestro pelukis handal walau tidak memegang kuas dan kanvas.

Fotografi adalah menggambar dengan cahaya. Banyak hal yang harus diperhatikan untuk bisa menghasilkan suatu

gambar yang sempurna. Bagi sebagian orang ketika memegang kamera lalu membidik menentukan obyek dan jepret

apa komentar yang didapat? Ternyata memotret itu tidak gampang ya?.

Memang itulah fotografi ketika kita memerlukan gambar yang sempurna tidaklah semudah apa yang kita bayangkan.

Teknik dasar pemotretan, pencahayaan, komposisi dan pengalamanlah yang menentukan.

Teknik dasar pemotretan

Secara gampang untuk memulai memotret ada 3 hal dasar yang diperluakan

1. Kamera

2. Lensa

3. Pencahayaan / Flash

Kamera

Berbagai macam jenis kamera sekarang telah beredar dipasaran dari yang analog sampai digital high end terus

bermunculan. Dari yang menggunakan film 135 hingga format besar. Dari pixel kecil hingga yang besar.

Kita khususkan pada kamera digital. Kamera digital dengan pixel besar akan menghasilkan gambar yang lebih sempurna

dalam pembesaran foto.

Didukung pula fungsi-fungsi kamera yang laen.

Lensa.

Untuk melengkapi kebutuhan fotografer pabrikan telah banyak melengkapi koleksi lensa yang mereka produksi dari yang

fix lens, zoom lens / tele, sudut lebar dan berbagai macam lensa.

Sumber Cahaya

Sumber cahaya yang utama adalah matahari, tetapi bagaimana kalau didalam studio? Flash atau dari lampu studio bias

dijadikan sumber cahaya

Dalam memotret kita juga harus memahami beberapa bagian

1. Asa / ISO

Kepekaan film, semakin tinggi nilai asa/iso nya semakin kuat ia menangkap cahaya

Begini saja, anggap saja ISO ini adalah kumbang yang bekerja di dalam camera anda. Kalo di camera saya saya set ke

ISO 400 berarti saya mempunyai 400 kumbang yang bekerja, jika anda set camera anda ke ISO 100 berarti anda cuman

punya 100 kumbang untuk bekerja di dalam kamera anda.

Nah ukuran ISO dalam perbedaan satu stop adalah:

100 ->200 ->400-> 800 ->1600

ISO 800 adalah 3 kali lebih sensitif daripada ISO 100 (lebih sensitif terhadap cahaya 3 stop), tetapi hasil potonya

mungkin agak grainy (seperti berpasir) Nah dalam hal ini lah yang harus menjadi pertimbangan anda kapan harus

kompensasi demikian.

2. DIAFRAGHMA/APERTURE

Aperture adalah bukaan lensa untuk mengatur berapa banyak cahaya yang masuk. Ukuran aperture biasanya bisa di liat

dengan f/ number. Semakin besar nomer f/ nya semakin kecil bukaan lensanya. Dengan kata lain, semakin kecil nomer f/

nya, semakin GEDE bukaan lensanya. CONTOH: f/2.8 bukaannya lensanya tuh lebih besar daripada f/11. Aperture ini

lah yang biasanya orang orang di kritik Orang pada bilang "Wahhhh bagus bener DOFnya, bagus bener

pemandangannya!" Nah sekarang ngerti kan kalo Aperture ini adalah sang komandan yang bertanggung jawab atas

wilayah ketajaman di dalam satu foto. DOF, kepanjangan dari Depth-of-Field, yaitu wilayah di sekeliling subject yang di

rekam oleh camera yang layak tampil tajam di hasil potonya.

3. SPEED

Nah apa ini? Kalo tadi Aperture kan ngatur berapa banyak cahaya yang masuk kan? Nah kalo Shutter Speed ini ngatur

berapa lama cahaya itu masuk ke film. Contohnya: shutter speed 2s (2 detik) tentunya cahaya yang masuk lebih lama ya

kan? kalo shutter speed 1/1000s ( 1/1000 detik lho) ya jelas aja cahaya yang masuk cuman sekilat aja.

Gampang kan?

Fotografi sebagai Seni Melihat.

Fotografi berhubungan erat dg si pelaku. Seseorang mempunyai tanggapan tertentu tentang segala suatu hal baik

cuaca, pemandangan, tumbuhan, hewan dan manusia di sekitarnya. Persepsi inilah kemudian yg direfleksikan bila ia

memotret. Cara memandang atau persepsi ini adalah khas untuk setiap orang karena sifat manusia yg unik. Sehingga,

bisa dikatakan bahwa karya foto adalah sebuah rerfleksi personal.

Sementara itu, bagaimana dg respon orang-orang yg melihatnya? Si pelaku tentunya ingin mendapat respon (feedback)

yang positif tentang karyanya. Walau respon tiap orang tidaklah sama, tentu ada sesuatu yg secara umum bisa

distandarkan sebagai sebuah penilaian obyektif bagus tidaknya karya foto.

Lalu seperti apa foto bagus itu?

Sebuah syarat foto dikatakan bagus, menurut para pakar dan praktisi foto berbeda-beda, tetapi bisa di tarik benang

merah. Bahwa foto tersebut sarat informasi. Ini menyangkut konteks, content dan komposisi. Konteks berarti hal yg ingin

divisualkan jelas, misalnya tentang pemandangan, sedang content atau isi adalah apa yg ingin ditampilkan utk

memenuhi kontek itu. Komposisi adalah menempatkan subyek dalam gambar.

Komposisi

Sebenarnya tidak ada aturan baku, yang mengatur komposisi sebuah gambar. Karena setiap fotographer bisa mengatur

komposisi gambarnya menurut pandangan terbaiknya. Harus disadari, bahwa sebenarnya kita sulit mempelajari

komposisi dari hasil foto yg sudah jadi. Di alam asli, semua subyek terposisikan secara liar, sehingga kita harus

berusaha mencari atau menemukan sudut pandang yang paling baik. Karena itu, kita harus berusaha mengembangkan

kepekaan pandangan terhadap apa yang kita lihat dan apa yg akan terbentuk dalam gambar jadi.

Jadi belajar dan terus belajar, asah kemampuan dan kepekaan

Sebenarnya, kebanyakan foto-foto yg kita buat adalah foto dg â??subyek tunggal, artinya kita memilih atau memiliki

satu subyek utama, yg menjadi kekuatan penampilan gambar. Dg bertumpu pada satu subyek saja, maka bentuk

gambar akan menjadi sederhana dan lebih mudah dimengerti. Tetapi kekuatan gambar juga bertumpu pada penampilan

subyek. Karena itu, perlu diperhatikan dg seksama, bagaimana mendapatkan daya tarik yg optimal dari penampilan

subjek tersebut, dan bagaimana menempatkannya dalam gambar. Jika itu tidak bisa kita lakukan. Maka kekuatan

gambar secara keseluruhan akan menjadi biasa-biasa saja.

Tiga dasar penyusunan komposisi yg bisa dijadikan panduan bagi pemula, sebelum anda bisa membentuk susunan

gambar yg ideal menurut kemampuan sendiri:

1. Aturan Sepertiga

Penempatan horizon dalam suatu komposisi pada sepertiga bagian dari pinggir bawah atau atas. Dengan pembagian

bidang pada perbandingan 1 : 2 ini, umumnya dinamisasi dan keseimbangan dapat dicapai dg baik.

2. Irisan Emas (Golden Section)

Dasar ini bisa dgunakan jika pandangan yg akan kita potret tidak memiliki horizon. Metode ini merupakan metode

pembagian bidang yg direncanakan dg ketepatan geometris. Nilai Irisan Emas ialah kemampuan menghasilkan

beberapa kesatuan hubungan antar ruang. Metode ini memang sulit diterapkan karena membutuhkan waktu dan

ketelitian memandang gambar dalam view finder untuk merencanakan susunan yg tepat. Ini dapat dilakukan jika kita

memotret benda-benda diam (still life), arsitektur dan hampir semua pemotretan pemandangan.

3. Susunan Diagonal

Dasar ini digunakan jika kta menghadapi pemandangan yg memiliki bentuk sederhana (misal padang pasir), atau

keadaan pemandangan yg memiliki tekstur homogen (seperti perkebunan teh). Dengan demikian maka pemandangan

yg keadaan aslinya statis dan sulit disajikan dg aturan sepertiga dan irisan emas akan dapat ditampilkan sbg gambar yg

dinamis dan menarik.

Penyinaran (Lighting)

Untuk membedakan istilah Lighting=Penyinaran dan Exposure=Pencahayaan

Dalam dunia fotografi penyinaran dibedakan:

1. Sinar Alami seperti cahaya matahari, cahaya bulan

2. Sinar Buatan misalnya Lampu Pijar (Tungsten, Neon, Halogen) atau lampu kilat (flash/blitz)

Sifat Keras dan Lunak dari Cahaya

Cahaya matahari sampai ke bumi, setelah menembus atmosfir. Atmosfir diibaratkan sebagai selimut udara dan air, yg

melingkupi bumi. Selimut udara ini menimbulkan perubahan-perubahan pada sifat cahaya yg sampai di bumi.

1. Cahaya yg datang dari matahari tegak lurus dg permukaan atmosfir (12 siang) disalurkan tak dibelokkan.

Cahaya matahari yg cerah menimbulkan bayangan pekat (black shadows) dan sifat ini disebut kontras/hard.

Makin tinggi matahari berada, makin sulit keadaan secara fotografis, karena bayangan jatuh persis di bawah obyek, dan

kondisi sinar sangat kontras.

2. Cahaya matahari yg datang serong mengenai atmosfir akan dibelokkan ke arah sudut datang dan diuraikan dalam

berbagai warna. Warna kuning menonjol dalam pagi dan senja.

Karena cahaya matahari harus melewati ketebalan altosfir lebih banyak, maka akan menjadi lemah karena kehilangan

banyak kekuatannya. Cahaya menjadi lunak, kondisi ini disebut Low Contrast atau soft. Moment ini (pagi dan senja)

merupakan golden hour, kondisi sinar yg paling dianjurkan utk menghasilkan foto bagus.

Di luar rumah (outdoor) kita dapat memotret dg bantuan sinar langsung atau tak langsung (Sinar matahari yg langsung

mengenai obyek dan menimbulkan bayangan keras). Kondisi penyinaran (arah datangnya sinar) menhasilkan efek yang

berbeda-beda.

Retouching

Ketika para photographer berpindah dari kamar gelap berbasis bahan kimia yg tradisional ke PC-berbasis Desktop

dalam image processing bagian yg paling berat dirasakan adalah belajar Photoshop. Program ini adalah salah satu

software paling canggih yg pernah dirancang untuk olah digital. Mengapa Photoshop? Karena photoshop adalah gold

standard. Belum ada program yg mempunyai kelengkapan fitur, mendukung seni grafis dan komunitas photografi dan

sekaligus menyediakan kesempurnaan sumber daya.

Langkah-langkah dasar untuk memperoleh hasil cetak yg maksimal dalam Photoshop

1. Sharpening (Menajamkan gambar)

Sharpen berfungsi membuat fokus yg lebih tajam. Filter ini sebenarnya tdk bisa memodifikasi fokus, hanya lensa kamera

yg mampu melakukannya. Tetapi filter ini bisa mendeteksi sisis-sisi pd gambar, serta menelusuri pixel gelap dan terang

disekitar sisi-sisi tersebut untuk mempertegas kontras. Mata kita menterjemahkan sisi-sisi yg dipertegas tsb sbg detail yg

tajam.

2. Koreksi Warna

Sebagian dari masalah yg umum terdapat pada gambar adalah warna. Photosop mengizinkan anda untuk

menyelamatkan foto-foto yg kelihatannya tidak bisa diperbaiki, serta menghadirkan kembali warna yg hilang. Anda bisa

memanfaatkan perintah variations, curves atau levels, tetapi sebagian lainnya memiliki kendali yg kurang lengkap (Color

Balance, Brightness/Contrast).

3. Ukuran Gambar

Berkaitan dengan pemilihan resolusi gambar

albutro

0 Responses to "Mengenal Fotografi"

Posting Komentar